Selasa, 30 November 2010

Batam; Industri, Wisata dan Belanja nya Indonesia

Krueng Cut, Banda Aceh 8 Agustus 2010
--------------------------------------

Telepon berdering, kring… memecahkan canda saya dengan teman-teman yang sedang dalam perjalanan ke Ladong, Aceh Besar untuk menyantap ikan bakar. Masih terlalu pagi untuk menikmati makanan khas pantai timur Aceh besar ini, tapi karena ini adalah hari minggu terakhir sebelum masuk ke bulan suci Ramadhan, persepsi kita saat itu, pantai ini akan sangat ramai nantinya. Inti dari pembicaraan telepon ini adalah, saya akan dikirimkan ke Batam untuk kerja sama dengan salah satu indutri, dan harus siap berangkat besok Senin dalam waktu 6 bulan ke depan. Ups, 6 bulan di Negeri Orang (Again….!!!!)

Okeh, ilmu Manajemen Bisnis yang saya pelajari selama 2 tahun di Kampus yang katanya terbaik di Indonesia (tapi nyatanya registrasinya pun masih manual, Institut Top Banget), menyatakan Karyawan yang siap untuk maju dan sukses adalah Karyawan yang siap diberikan tugas kapan saja, se-mendadak mungkin, tapi dengan pemikiran yang mantap. Karena terbawa prinsip itu, kata-kata OK nyaman aja keluar dari mulut saya, dan baru 1 jam kemudian berpikir; “Edan.. Bulan puasa di daerah yang belum dikenal, jauh dari keluarga, kerja, dan bakal ber-Lebaran di sana juga”.. But, it’s temporary feeling, Batam is so Amazing…. Cekidot….!!!!

Batam, sejak 9 Agustus 2010 dan seterusnya
------------------------------------------

Bandara Hang Nadim International, menyambut para penumpangnya dengan ruangan yang sangat minimalis dengan pengaturan, siapa saja yang akan terbang dari Batam, akan dengan mudah melihat siapa saja yang baru datang di Batam. Alur kedatangan dibuat melewati semua bagian ruang tunggu terminal keberangkatan penumpang, alhasil, saya mendengar dari salah seorang penumpang di ruang tunggu; “wah, ada orang kampung datang ke Batam ni…”, haha becanda saya.. Bandara Hang Nadim diambil dari nama seorang Pahlawan Batam, Hang Nadim. Selain dari jalur udara, Batam juga bisa diakses dari laut, ada 5 pelabuhan ferry di Batam, yaitu Batam Centre, Batu Ampar (Harbour Bay), Telaga Punggur, Waterfront City, dan Sekupang. Beberapa dari pelabuhan itu dapat menyeberangkan kita ke Singapura dan Malaysia, selain dari Dumai, pulau Bintan dan Johor Malaysia.

Taksi dari kantor yang dipesan tempat saya bekerja sudah menunggu. Oke, sekilas saya bangga juga nih, hal yang biasa saya liat di TV, seseorang mengangkat sebuah kertas bertuliskan nama anda menunggu kedatangan anda dari dalam bandara, terjadi disini. “Jurnalis, Politeknik Aceh”, hoho.. tulisan tidak rapi kelihatan oleh saya diangkat oleh supir taksi, agak sedikit botak dan pendek untuk ukuran tubuh kekarnya, yang kemudian saya kenal dengan nama Pak Jerry.

Dalam perjalanan dari Bandara ke Mess, saya banyak bertanya ke pak Jerry tentang Batam, mulai dari hal-hal bersifat adat, agama, kebiasaan modern, dan lain-lain. Pertanyaan ini biasa saya tanyakan kepada siapa saja penduduk asli sebelum saya memasuki sebuah kota untuk dijelajahi, selain untuk lebih akrab dengan penduduk lokal, informasi ini sangat penting agar kita tidak salah tingkah dalam prilaku kita di lingkungan orang lain. Karena meski kita ber-Tunggal Ika, tetap saja kita itu ber-Bhienika. Tiap daerah punya cara dan tradisi sendiri untuk hidup. Pelajaran pertama; dimana bumi diinjak, disitu langit dijunjung

Hari kedua di Batam, langsung masuk kantor, briefing dengan pimpinan Proyeknya, bertemu dengan manager Riset and Development (RnD) dan Manager Produksinya tentang ruang lingkup proyek yang akan ditangani dan target-target yang ingin dicapai. Tapi tulisan ini bukan Laporan Pertanggungjawaban kerja, jadi hal-hal membosankan itu tidak perlu ikut diceritakan disini. Tulisan ini adalah tentang Batam, dengan teman tulisan, Jalan-Jalan di Batam. (Jalan-Jalan biasanya sangat kontradiktif dengan kerja, mulai dari pengertian, hingga sampai kepada prosedurnya, tapi kalo anda bisa jalan-jalan sambil kerja, kenapa nggak? Pelajaran kedua; sambil menyelam minum air

Batam, kota Industri yang sangat beragam

Kota Batam adalah kota terbesar di provinsi Kepulauan Riau. Kota Batam merupakan sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional. Kota ini memiliki jarak yang dekat dengan Singapura dan Malaysia. Kota Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk, dan menurut data Sensus penduduk pada Juni 2010 Kota Batam telah berpenduduk 1.025.044 jiwa dan merupakan kota terbesar dan terpadat ketiga populasinya di Sumatra setelah Medan dan Palembang. Banda Aceh? Tunggu saja perkembangannya…haha (sumber: wikipedia)

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai basis logistik minyak bumi. Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri yang dikelola oleh Badan Otorita Batam (BOB). Kota Batam, sedikit lebih luas dari Singapura, tetangga dekatnya yang kalau cuaca bagus, di beberapa tempat kita bisa melihat dari kejauhan gedung-gedung pencakar langit Singapura. Tapi untuk Negara Surga Belanja dan Hiburan ini, lain waktu akan saya jelajahi, dan pastinya akan jadi bahan tulisan saya lagi. Agama di Batam sangat beragam, karena sebagian besar penduduk batam adalah pendatang. Banyak saya jumpai saudara-saudara kita dari Jawa, Sunda, Batak, Padang, Melayu dan Aceh. Jadi jangan heran kalau di Batam ini, berbagai bahasa bisa kita dengar di kehidupannya, tergantung dengan siapa kita bicara.

Ada paling nggak 5 pusat keramaian di Batam. Pertama Batam Centre, pusat pemerintahan Batam. Segala bentuk administrasi diurus disini. Ada pula Mall yang berserakan, pelabuhan ke Singapura, dan kantor Otorita Batam. Kedua Nagoya dan Jodoh, daerah ini dikenal dengan surganya belanja di Batam. Ketiga Sekupang, lebih dikenal karena dulu pusatnya Batam disini, jadi sekarang biasa aja. Keempat Batu Aji, banyak perumahan di sana. Dan kelima adalah Muka Kuning, ini pusatnya Industri di Batam.

Pertumbuhan ekonomi Kota Batam paling tinggi dibanding daerah lain di Indonesia (pendapat ini keluar dari orang Batam sih, jadi sumbernya masih sangat diragukan, hhe). Tapi kalau melihat pertumbuhan penduduknya (bukan dari faktor kelahiran, tapi dari faktor mobilisasi penduduk), dan juga dari Industri yang ada di Batam, bisa jadi pendapat itu benar. Batam adalah surganya Industri Indonesia. Saya pernah berkunjung ke Jababeka Cikarang, Kawasan Industri Medan, dan Kawasan Industri Bandung Selatan, gak ada yang lebih teratur dan banyak Industrinya seperti di Batam. Mungkin karena statusnya sebagai pelabuhan bebas (Free Trade Zone) dan berada pada jalur ekspor impor, membuat industri bisa dengan sangat mudah mendapatkan bahan baku dan gampang mendistribusi Finish Good produksinya. Ada lebih dari ratusan industri di Batam yang terpusat pada daerah tertentu seperti di Sekupang, Batamindo Industrial Park di Muka Kuning, Tanjung Uncang, Kuang Huwa dan Kabil. Kebanyakan industri di Batam bergerak di bidang Elektronik, Komputer, Perkapalan, Pipa, dan berbagai Industri lainnya yang jumlahnya tidak sebanyak Industri Elektronik.

Yang Unik di Batam
Karena statusnya sebagai pelabuhan bebas, banyak barang-barang elektronik yang dijual dengan status Black Market di Batam. Banyak pula elektronik-elektronik China yang super duper murah di Batam, tapi maaf, dengan kualitas yang juga murahan. Status ini juga menjadikan Batam beberapa tahun yang lalu, menjadi tempat “buangan” mobil Singapura. Mobil di Singapura makin lama tahun pemakaian, makin mahal harga pajaknya, makanya orang Singapura jarang pakai mobil 5 tahun lebih, karena pajaknya bahkan bisa lebih mahal daripada beli mobil baru, makanya mobilnya dibuang ke Batam dan Sabang. Ya namanya orang kita yang sebutannya Mobil, mau buangan mau apa kek, tetap aja keren. Jadi mobil di Batam, 1 dekade lalu, sangat murah. Penduduk bisa membeli mobil mewah Singapura dengan merek yang sama sekali tidak ada di indonesia, dengan harga 20-40 jutaan. Makanya di Batam ini mobil-mobil Singapura bertahun 1990an-2000an, mendominasi jalanan Batam. Ada yang dijadiin mobil pribadi, ada pula yang dijadiin taksi. Pernah kebayang Mercy dengan harga 30 juta? Ya di Batam. Tapi sama dengan di Sabang juga, mobil ini Cuma bisa dipakai di Batam saja.

Bicara taksi di sini, cara kerja taksi disini mirip dengan angkot. Supir taksi bisa menaikkan penumpang dimana dan kapan saja dia mau, asal tidak lebih 4 orang. Jadi tidak ada privasi di taksi Batam, jangan heran kalau kita naik taksi, supir masih menawarkan tumpangan kepada orang lain, sepanjang yang sejalur dengan arah yang diminta penumpang pertama. Yach, boleh juga lah, ketimbang pake argo mungkin bisa sampe 20 ribu. Naik taksi di Batam mesti pinter dan punya komitmen. Supir taksi di Batam udah ditakdirkan oleh Tuhan tidak pernah punya uang kembalian. Jadi mesti bayar dengan uang pas, untuk info aja, perjalanan dari satu pusat keramaian ke tempat keramaian lain, ongkosnya 7000, tapi kalau naik dan turun di jalan, ongkosnya Rp 6000. Hati-hati kalau ngasih rp 10000 atau rp 20000, bisa-bisa uang anda tidak ada kembalian. Sebenarnya ada alternatif lain sih, kalo kita mau ke Batam Centre, kita bisa pakai Damri, ongkosnya Cuma rp 3000 saja. Ada 2 jalur Damri dari Batam Centre; ke Sekupang dan Muka Kuning. Selain itu, ada juga ojeg untuk jalur-jalur deket dan bus kota untuk ke kawasan tertentu saja.(Pelajaran Ketiga: Hemat pangkal Kaya)

Semua tanah di Batam ini dikuasai oleh Otorita Batam, jadi semua bangunan disini statusnya adalah Hak Guna, jalan-jalan di Batam sangat lebar, karena diplanning sangat bagus dengan jarak minimal ruko ke Jalan 50 meter. Perumahan harus dibangun di komplek perumahan dengan harga yang hampir-hampir sama dengan di Banda Aceh. Biaya hidup di Batam pun lumayan tinggi, mungkin karena pengaruh banyak pendatang dari luar negeri. Laki-Laki adalah hal paling mahal di Batam, karena jumlah wanita di batam sangat tidak sebanding dengan laki-laki (tidak ada jumlah pasti angkanya berapa), yang jelas ini karena sebagian besar pekerja di Industri adalah Wanita. Jadi Kalau cowok di Batam kurang duit, tinggal …(sensored)…, haha.Kehidupan di Batam bebas, tidak ada adat yang mengikat, kita bisa berbuat apa saja tanpa ada yang peduli, jadi jangan jadi sok baek di Batam, haha.

Karena terletak di pinggir pantai dan dikelilingi pulau-pulau, wisata alam yang bisa kita kunjungi kebanyakan wisata laut seperti Pulau Abang Besar, Pulau Ranuh dan Pulau Pengalap. Daya tarik wisata Bahari yang dimiliki pulau ini adalah taman laut yang memiliki terumbu karang hidup yang cukup baik dan banyak dijumpai ikan teri hijau dan ikan hias lainnya. Taman laut ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan menyelam dan snorkling. Aksesnya bisa pake perahu ataupun pake kapal boat. Ada juga Kawasan Pantai Marina yang dibangun dengan konsep pengembangan kota tepi pantai ( water front city). Atraksi wisata Bahari yang ditawarkan : Banana Boat, Parasailing, Jetsky, dll. Yang paling sering didatengi orang adalah Pantai Kampung Nongsa. Daya tariknya wisatanya adalah keberadaan kampung tradisional melayu di pesisir pantai dengan keindahan Panorama Kota Singapura. Lebar Pantai saat air surut berkisar 20-40 meter, sedangkan panjangnya mencapai 200-300 meter. Pantai ini berlokasi diantara Nongsa Marina dan Batam View yang dapat di tempuh dari Nagoya 30-60 menit , kalo dari Bandara Hang Nadim 10-20 menit, yang dapat ditempuh menggunakan taksi ataupun minibus jurusan Nongsa. Selain itu ada juga pantai-pantai seperti Pantai Melur, Seikilak dan Pantai Setokok, Pulau Petong

Wisata Alam, atau lebih tepat dibilang wisata bangunan yang sangat terkenal dan gak sah dibilang ke batam kalau belum sampe sini, adalah Jembatan Barelang (Batam Rempang dan Galang), nama resmi Jembatan ini adalah Jembatan Tengku Fisabilillah. Jembatan yang menghubungkan 7 pulau terpisah ini menjadi ikon kota Batam dari tahun 1995 sampai sekarang, banyak orang yang mengabadikan pemandangan disini, termasuk saya. Tempat narsis paling OK di Batam.(Pelajajaran Keempat: Narsislah engkau selama narsis itu belum dilarang)

Ada juga tempat-tempat menarik di Batam lainnya seperti Bukit Senyum (tempat melihat Singapura dari Jauh), Seraya Atas, Pulau Belakang Padang (daerah Batam yang paling dekat dengan Singapura, kita bisa merasakan kampung melayu disini dan berfoto-foto dengan latar belakang Singapura). Daerah pulau-pulau di kepulauan Riau bisa kita jangkau dengan Ferry, atau dengan perahu kecil yang sering dinamai Pompong dengan tarif yang sangat terjangkau tergantung jauhnya. Daerah Bengkong (banyak menyediakan restaurant Seafood), Coastorina (Ancolnya Batam), Batu Ampar dan masih banyak lagi tidak dapat saya sebutkan satu persatu.. haha

Wisata kuliner

Kuliner di Batam, gak ada yang khas, selain seafood yang dapat dijumpai dimana saja di Batam. Karena posisinya sebagai pulau, kemana aja kita pergi, banyak restaurant-restaurant yang menyediakan seafood. Kalau kita berjalan melewati Jembatan Barelang ke arah pulau Rempang, akan banyak dijumpai buah Naga. Hoho, sekilas bagi sebagian orang nama buah ini sangat asing apalagi orang Sumatera, tapi saya pernah langsung ke kebunnya buah Naga di Batu, Malang Jawa Timur. Buahnya sih biasa aja, tapi pohon dan daunnya yang gede-gede mirip Naga. Banyak yang menjual buah ini di perjalanan kita melewati Barelang. Di sekitar pulau ini juga ada restaurant yang menyajikan tempat makan di atas laut, jadi kita makannya di sebuah susunan kayu yang ditopang dengan bambu yang ditancep ke laut, suasana kampung nelayan terasa disini, Cuma karena alasan bisnis, nama Rumah Makannya tidak disebutkan, haha..

oia, kalau bicara kuliner, gak lupa untuk cari tau kue-kue yang bisa dijadiin oleh-oleh dari Batam, yaitu Kek Pisang. Kue ini sih biasa aja, Nama kue ini gak asing kalo anda biasa berbahasa Inggris melayu, karena kek itu berasal dari Bahasa Malaysia untuk Kue (Cake), karena alasan yang tidak diketahui, namanya berubah menjadi Kek.. (sedikit informasi dari supir Damri, haha). Kue ini berasal dari ibu Denni Delyandri yang awalnya menjual kek pisang secara pesanan, sampe sekarang sudah menjadi ikon oleh-oleh Batam. (pelajaran kelima : mulailah dari yang kecil, dari diri sendiri, dan dari sekarang , AA Gym)

Karena saya di Batam selagi bulan puasa, gak banyak makanan-makanan dan restauran yang bisa dinikmati, cukup tau aja. Kunjungan berikutnya akan Jalan-Jalan bersama pak Bondan, haha. Tetapi yang aneh di Batam, yang jual makanannya, termasuk untuk berbuka puasa di Batam, sebagian Masyarakat China yang notabanenya tidak puasa. Lumayan, menyediakan makanan berbuka juga mendapat pahala orang berpuasa. Pesan orang Batam: “ abang jangan lupa untuk coba Sop Ikan Batam nanti abis puasa, dijamin minta lagi ”, oke tunggulah abang di bulan berikutnya..

Tapi berbuka puasa di kampung orang, tanpa keluarga tercinta membuat sedih juga. Udah 7 tahun menjalani Ramadhan di Bandung, rencananya puasa kali ini akan dijalani di Aceh, eh ternyata harus kembali di Rantau. (pelajaran keenam: Berbuka Puasa di rantau tanpa keluarga dan teman tercinta memberikan pelajaran, betapa berharganya Kehangatan keluarga dan teman dalam bingkai Silaturahmi)

Wisata belanja

Nah, kalo ini yang mantap di Batam, jangankan orang Indonesia, orang Singapura aja pada belanja di Batam (kalo yang ini informasi dari supir taksi,hhe). Batam dikenal sebagai Surganya Elektronik murah. Mulai dari kipas angin sampai ke komputer. Mulai dari merek China sampai yang Black Market, mulai dari yang paling mahal, sampai yang bisa nego. Mall di Batam sangat banyak, bahkan mengalahkan banyaknya mall di Medan kayaknya. Ada Mall gede seperti Nagoya Hill (Mall terbesar), Lucky Plaza (tempat jual HP-HP replika China yang murahnya Astagfirullah), Batam City Square dan banyak lagi di Nagoya. Kalau di Batam Centre, ada Mega Mall (yang terhubung jembatan dengan pelabuhan ke Singapura), MyMart (tempat jual komputer2 murah banget) dan banyak lagi. Di Jodoh, ada DC Mall, Top 100. Di Muka Kuning ada Panbill, Top 100, Kepri Mall. Biasanya pusat keramaian belanja di Batam ini terletak di Nagoya dan Jodoh. Kawasan ini kalau malam penuh dengan hiruk pikuk transaksi penjualan baik dengan memakai rupiah, Ringgit maupun dolar singapur. Makanya gak kurang dari puluhan toko disini adalah Money Changer.

Yang unik lagi di batam, setiap daerah yang dibangun, pasti dibarengin dengan pembangunan ruko. Mau terpakai gak terpakai, ruko akan tetap dibangun oleh investor. Karena menurut peraturan Otorita Batam, pengusaha yang memiliki hak guna tanah di batam yang pasif harus dikembalikan ke Otorita, makanya mereka bangun aja ruko-ruko, mau dipakai 20 tahun lagi, peduli amat, amat aja gak peduli (amat itu panggilan walikota Batam, Ahmad Dahlan).

Bicara barang murah di batam, persepsi orang bahwa barang elektronik murah-murah di Batam, tidak selamanya benar, tapi tidak selamanya salah. Produk-produk Elektronik China banyak yang murah di Batam, termasuk HP. HandPhone replika casing dengan nama BlackBerry berserakan disini bisa dibeli mulai dari harga 500-600ribu rupiah (harga aslinya sekitar 3-6jutaan). Contohnya Onix, di pasaran harga 4,3 Juta, di Batam bisa saya beli dengan 650ribu. iPhone, yang harganya 3-5jutaan, bisa saya dapatkan 580ribu. Tapi ya itu, merek China. Isi diluar tanggung jawab percetakan. Kalau mau beli elektronik berkualitas bagus, mending beli di Kota-kota anda sendiri, lebih terjamin. Tapi ya kalo untuk gaya-gayaan bawa iPhone ke arisan, taruh BB mahal di Meja Warung Kopi ya cukup sediakan uang 1 juta, bisa pesan ke saya (lha….kok udah promosi ini???? )

Otorita Batam sendiri membatasi barang-barang itu keluar dari Batam seharga $250, atau sekitar 2,2 juta. Jadi kalau ke-detect di bandara atau pelabuhan ada barang-barang elektronik, kita akan diminta menunjukkan bon pembelian, kalau lebih dari $250, kita akan dikenakan charge tambahan. Ya akal-akalannya kalau HP, taruh aja di kantong, beli kartu perdana. Jaman sekarang orang punya HP 3 di kantong udah biasa, jadi paling gak, kita bisa bawa 5 Blackberry atau iPhone keluar Batam. Ya kalau mau lebih sih siap2 bayar pajaknya 23% dari harga barang. (Pelajaran ketujuh: selalu ada kemudahan dalam setiap setiap usaha)

Wisata religi dan sejarah

Di Batam, Masjid Raya-nya terletak di Batam Centre, dan salah bentuk narsis saya adalah setiap berkunjung ke kota baru adalah harus foto di Masjid Raya, sebagai bukti udah nyampe di kota itu, hoho. Selain itu banyak mesjid-mesjid yang tidak sebesar Masjid Raya. Ada Masjid yang terkenal dengan Sejarahnya, Mesjid yang terbuat dari putih telur, tapi itu terletak di Pulau Penyengat, kunjungan petualangan berikutnya. (pelajaran kedelapan; Narsis adalah bagian dari Humoritas Lelaki Petualang)

Di Pulau Galang, ada bekas kampung Vietnam yang lebih dikenal dengan Manusia Perahu, namanya Viatnamese Refugees Camp. Mereka adalah pelarian perang Vietnam tahun 1980an, yang mengarungi selat malaka dan dilindungi oleh PBB di Pulau Galang, dan kemudian dipulangkan tahun 1995. Di kampung vietnam ini masih tertinggal sisa-sisa Gereja, Vihara dan Pagoda. Ada juga masih tersisa barak-barak penampungan mereka. Perjalanan kemari cukup jauh, sekitar 1 jam dari Jembatan pertama Barelang.

Selain itu banyak pula Vihara, Pura, kelenteng di Batam misalnya Vihara Maha Duta Maitreya, yang merupakan salah satu Vihara terbesar di Asia Tenggara. Di daerah sekupang, ada pula patung Dewi Kuan Im. Kalau wisata sejarah, gak banyak dijumpai di Batam, banyaknya di kawasan pulau Bintan (tempat ibukota Propinsi Kepulauan Riau, Tanjung Pinang ) yang menjadi tujuan petualangan selanjutnya.

Mess Sekupang, 22 agustus 2010
------------------------------

Huff, gak terasa Batam sudah terjelaskan di 6 halaman Open Office saya. 6 bulan di Batam akan rugi kalo Cuma kerja, kerja dan kerja. Prinsip saya sih, kerja bukan hanya cari nafkah, tapi juga jalan-jalan. Jadi kalau kerja kita bisa membawa kita keliling Indonesia bahkan dunia, jangan pikirkan tempat kerja lainnya, Hhe. (pelajaran kesembilan; Kerja yang paling bagus adalah kerja yang sesuai dengan hobi)

Sekarang, browsing tempat menarik dari blog-blog tentang Pulau Karimun, Pulau Bintan dan Pulau Penyengat, Dumai, Singapura, Johor dan Brunei (ups, Brunei akan menjadi planning bulan madu dengan Istri saja nantinya)…

Oke Oke, senin mulai memanggil, kembali kerja…
cerita dan gambar yang lebih lengkapnya di sini

Selasa, 23 November 2010

New Style..



Menulis tentang 22 September 2010








“New Style”, banyak yang memakai istilah ini untuk sebuah fase perubahan dari kondisi yang dianggap kurang enak, dan ingin memotivasi diri untuk menjadi lebih baik. Makanya Perusahaan seperti Telkom dan Pertamina memakai prinsip “New Style” pada perubahan logo perusahaan untuk memotivasi seluruh jajaran internal maupun eksternal-nya untuk sebuah perubahan menuju masa depan bisnis yang lebih baik. Dan alis pun menirunya. ‘New Style’, setidaknya itu status alis di Facebook tanggal 22 September 2010

Orang barat, mengekspresikan perubahan melalui media tato, orang timur mengekspresikannya dengan lebih mengedepankan adat dan keyakinan mereka. Bicara tentang perubahan, tak ada yang bisa menandingi peran sebuah Internet sebagai Revolusi Super Dahsyat penggerak perubahan aliran Informasi. Yach, setidaknya itu yang dibilang sama dosen-dosen IT di kampus terkenal..

Tapi Internet juga ada sisi buruknya kalo dipikir matang-matang ( mencoba tak berpikir ala einsten). Coba bayangkan, kita akan merasa khawatir jika satu hari saja tidak memeriksa account facebook atau twitter, atau juga merasa tak enak kepala kalo gak meriksa inbox email, meski isinya cuma sampah, yang penting diperiksa. Bahkan kegiatan yang sangat membosankan itu mengalahkan kegiatan wajib seperti shalat lima waktu dan tafsir alquran serta iseng-iseng membaca buku yang bermanfaat.

Alis lagi mendalami buku The Shallows; What the Internet is doing to our brain karangannya Nicholas Carr. Lebih kurang yang ingin Nicholas ceritakan adalah, adanya keterikatan antara stimulus elektronik dengan perubahan pada susunan neurologis otak kita. Ups, sorry bahasanya kesusahan. Gini contohnya, ketika kita membuat pilihan dari sekian banyak web link yang memikat, memproses iklan online yang gemerlap atau mengambil dosis harian (bahkan menitan) facebook kita, kita juga melemahkan kemampuan neurologis kita guna mengingat fakta atau memusatkan perhatian cukup lama untuk sepenuhnya mencerna apa yang kita baca.

Atau contoh yang lebih nyata kita lihat, kecanduan teknologi secara psikologis, telah mengurangi hasrat manusia untuk bisa menghargai kehadiran sesama manusia di dunia nyata. Alis juga mengalami, dan terus terang menjadi korban. Tak peduli teman alis lihat dan maafkan atau tidak, alis membuat video yang isinya meminta maaf lahir dan batin dan mengirimkannya ke rekan-rekan kerja, untuk kemudian, urusan selesai. Silaturahmi jaman Modern…!!!

Ada juga yang lebih fatal, facebookers sering berdoa di facebook tanpa pernah tau apa arti dan bagaimana adab dalam berdoa kepada Allah SWT. Intinya kecanduan pada teknologi, dapat merubah pola pikir dan pola laku manusia menjadi sangat tidak wajar untuk dipahami secara logika dan etika.

Apakah alis anti internet?

Oh tidak, Alhamdulillah alis adalah penikmat internet, dan merupakan satu dari ratusan juta orang yang bersyukur dengan adanya internet. Ini bukan sebuah keluh kesah apokaliptik anti-internet. Alis hanya mencoba belajar, bahwa ternyata internet kini telah menjadi kebutuhan lebih hebat daripada kebutuhan primer (include sandang, pangan dan papan). Bahkan sudah lebih dari sebuah kebutuhan spiritual dan imaginatif. Sehingga sangat berpengaruh pada faktor psikologis manusia. Ada sebuah keterkaitan mendalam antara Teknologi dan Psikologi secara timbal balik, atau alis lebih senang menyebutnya, Psikotekno (belum ada trademarknya, kalo sukses, mungkin bisa dipatenkan)

Dalam satu penelitan yang alis baca, orang yang sering menonton CNN, CNBC dan sejenisnya (misal Metro TV untuk yang berbahasa Indonesia) akan lebih banyak mendapatkan wawasan tentang apa saja dibandingkan dengan orang yang duduk di depan internet sambil chatting atau merubah status social networkingnya sehari tiga kali (sumber: The Atlantic, 2008). Contoh lainnya dan alis alami sendiri adalah, kini mahasiswa lebih banyak menjadikan referensi dari Internet untuk tugas, skripsi atau bahkan thesis sekalipun. Berbeda dengan mahasiswa jaman dahulu yang sering bermain di Perpustakaan untuk mencari dan membaca informasi yang ia perlukan, kini mahasiswa tinggal connect ke internet, copy paste bahan yang sesuai dengan tema tugas dan mengumpulkannya, tanpa pernah membacanya secara mendalam. Ilmuwan Neurologi Michael Merzenigh mengatakan untuk kasus-kasus seperti ini dengan opini ”kita melatih otak kita untuk sebuah omong kosong”

Contoh yang juga alis alami dan mungkin tidak disadari teman-teman adalah, kita akan menyerap informasi lebih baik dan tertata rapi saat kita membaca buku, koran, majalah (sesuai topik yang kita inginkan) dibanding dengan informasi yang kita dapat dari internet (baik situs News, informasi dari chatting, atau apapun bentuknya). Karena apa? Secara psikologis, kita akan menyerap informasi lebih fokus pada saat kita memegang media informasi itu (buku dsb) tanpa membagi-bagi porsinya dengan multitab browser ala Opera (dll). Otak akan mencerna informasi lebih nyaman saat kita fokus menyaring informasi dari mata dan kuping kita. Kita hanya mendapat “data tak berotak” jika kita hanya mengandalkan internet sebagai sumber informasi. Makanya kita terkadang makin sulit berkonsentrasi karena semakin lamanya kita menghabiskan waktu menjelajah internet..

Google mempunyai tujuan mulia yaitu: “mengorganisasi informasi dari seluruh dunia dan membuatnya dapat diakses dan berguna secara universal”. Namun secara psikologis, efek yang terbentuk dari ketersediaannya informasi dari google adalah, informasi itu akan mudah dilupakan kembali (karena sebuah anggapan; “nanti kalo butuh, googling aja lagi”).

Sebelum membaca buku Carr, alis menyadari hal itu, dan ini menjadi salah satu alasan alis untuk tetap menulis; karena informasi yang kita dapat baik dari buku, koran, internet, percakapan sehari-hari akan mudah kita ingat, saat kita menulisnya kembali, meski dengan bahasa dan keperluan berbeda.

Mau bukti lagi? Coba baca Novel terkenal dan tonton filmnya, anda akan lebih mendapat intisari cerita saat membaca bukunya, meskipun anda menonton filmnya duluan. Hhe..

Penelitian oleh National Institute of Neurological Disorder & Stroke mengindikasikan bahwa multitasking sebagai “nilai lebih” dari internet menjadikan orang lebih cenderung mengandalkan gagasan dan solusi konvensional daripada menantangnya dengan jalur pemikiran yang orisinil. Hal yang sama juga alis baca dari e-jurnal-nya University of Chicago, bahwa karya-karya tulis akademik mulai mengutip makin sedikit sumber (seharusnya semakin banyak) setelah publikasi-publikasi mulai pindah ke media online.

Jika kita ingin berpikir ekstrim, dunia internet akan jarang menghasilkan orang-orang seperti Einsten, Edison dalam ilmu sains, orang-orang seperti Slash, Michael Jackson dalam intelektualitas bermusik (karena faktor pembajakan karya dari internet) . Akan jarang menghasilkan Orang-Orang sekuat Mahatir Mohammad sebagai pemimpin yang peduli terhadap rakyatnya ( karena anggota dewannya sibuk study banding, hhe gak nyambung). Dunia Internet akan menghasilkan plagiat-plagiat seperti Keong Racun, berbagai Acara Reality Show tiruan dan berbagai plagiat-plagiat skripsi dan tesis di berbagai perguruan tinggi (bahkan dosen ikut bermain dalam mafia plagiarisme). Kita (penikmat teknologi) hanyalah orang bodoh jika dibandingkan Orang dimasa lalu dengan semua karyanya.

Alis bukan orang yang berdiri berseberangan dengan teman-teman sebagai penikmat teknologi, alis bahkan menjadi pecandu teknologi lebih parah daripada candu anda pada rokok. Dan tulisan ini juga bukan sebuah pendapat anti teknologi, tulisan ini hanya media tempat kita mulai belajar, hubungan sebab akibat dan hubungan tarik menarik yang ada pada hidup ini (belajar dari Film The Secret).

Tulisan ini hanya ingin mengajak teman-teman sebagai sesama pecandu teknologi, bahwa Internet bukanlah Tuhan, tempat semua yang kita inginkan disediakan. Bahwa ada hal yang lebih penting daripada “What is in Your Mind”, yaitu apa yang harus kita hasilkan bagi kemaslahatan Umat?. Membuat informasi yang kita dapat, juga berguna bagi orang lain.

Bahwa menghabiskan jam demi jam ber-twitter dan berfacebook (dengan berbagai aplikasi gamenya), tidak hanya menyia-nyiakan waktu, tapi juga menyianyiakan Anugrah Terindah Yang Pernah kita Dapatkan dari Allah SWT; Akal dan Pikiran

Mari sama-sama kita menjadi Generasi Muslim yang Cerdas dan Kreatif..