
Mukadimah
Long weekend, rasanya tidak etis kalo tidak sedikit menyempatkan waktu sejenak, mengetik apa yang perlu diketik, menggerakkan kursor touchpad dan membuka-buka folder yang ada di komputer. Sambil mikir, berapa lama ya udah gak nulis? Terakhir nulis tentang perjalanan keliling Aceh yang sangat tidak bisa terlupakan, yang tertulis dengan rapi dengan segala macam perasaan yang campur aduk, hha. Itulah tulisan, kita bisa mencampur-adukkan segala macam perasaan dalam antrian kata. Dari pada merokok, dan nongkrong di warung kopi gak jelas (kecuali dengan teman-teman), mending menyalurkan pengalaman dan pengetahuan lewat tulisan, bisa dibaca banyak orang, dapat banyak teman dan …
Pengalaman yang masih ada dalam bayangan hingga sekarang adalah saat 2 hari berada di Aceh Selatan, saat dalam misi keliling Aceh, melewati kota-kota pantai yang penuh pesona sebelum sampai ke ibukota Tapaktuan, dan menikmati gunung-gunung super terjal setelah melewati ibukota Tapaktuan. Setidaknya bisa diambil pelajaran pertama, Allah memberikan keadilan untuk alam tapaktuan, pantai di utara dan barat, serta gunung di selatan dan timur..
Profil

Sejarah Aceh Selatan
Membahas Aceh Selatan, tidak sah jika tidak membahas legenda yang ada dan sudah turun temurun diceritakan pada warga Tapaktuan. Ceritanya dulu hidup sepasang naga yang datang dari negeri China. Mereka diusir oleh raja, karena tidak mempunyai anak. Namun karena mereka terus berdoa, akhirnya mereka mendapatkan seorang bayi wanita yang hanyut terapung-apung di tengah lautan. Bayi perempuan itu dinamakan Putri Bungsu dan mereka asuh sampai Bungsu meranjak dewasa. Pada satu ketika, munculah kedua orang tua sang bayi dari kerajaan Asralonaka di Pesisir India Selatan untuk mencari bayinya yang telah hilang selama 17 tahun. Sehingga terjadilah pertengkaran antar kedua pasangan ini.

Wisata Aceh Selatan

Ada juga objek wisata Gunung Lampu, di tempat ini terdapat bekas telapak kaki Tuan Tapa, sekitar 50 meter disampingnya, juga terdapat bekas batuan yang dipercaya sebagai peci-nya sang tuan. Inilah asal mula penamaan kota ini yang bernama Tapaktuan. Ada pula wisata Pulau Dua yang ada di Bakongan, bisa dilihat dari lepas pantai Ujung Pulo Cut dan Ujung Pulo Rayeuk. Selain bisa menikmati desriran ombak di pantai dan pemandangan 2 pulau, kita juga disuguhi keindahan pasir putih dan karang laut di pantainya, edan…

Aceh Selatan juga terkenal dengan oleh-oleh buah Pala nya.. masyarakat sekitar mengolah buah pala menjadi berbagai macam produk, ada yang dibuat sirup, manisan, minyak pala, kue pala, dodol pala. Buah yang punya bahasa latin Myristica Fragrans Houtt ini adalah bagian penting dalam perdagangan Belanda dan Portugis jaman dulu sebagai bagian dari rempah-rempah. Khasiatnya banyak, selain untuk bahan masakan, pala juga cocok untuk obat magh, insomnia, kencing manis, hiperaktif untuk anak-anak dan lain-lain. Daerah yang paling banyak menghasilkan pala adalah daerah Meukek dan sekitarnya. Dan dengan bangga saya menyatakan, saya sudah merasakan semua produk-produk dari buah pala, kecuali minyak pala, hhe.. cendramata dari istri wakil bupati aceh selatan.. makasih ibu…

Adat dan Budaya Aceh Selatan
Kota Tapaktuan, berbeda sekali dengan daerah di Provinsi NAD yang lainnya. Apabila di daerah-daerah lain di NAD kita akan menjumpai banyak warung kopi, maka di Tapaktuan kita bakal kesulitan mencari warung kopi. Beberapa warung kopi hanya buka pada pagi hari. Kebiasan nongkrong di warung kopi pun tidak terlihat disini. Tapi jangan salah, PNS di Tapaktuan terkenal dengan anekdot "Pegawai Keumawe", atau bisa diartikan pegawai memancing. Saya menjumpai banyak sekali pegawai dengan berbaju dinas memancing di hamparan pantai di tengah jam kerja, huff....
Bahasa percakapan sehari-hari di Tapaktuan pun lebih beragam. Selain bahasa Aceh, warga Tapaktuan juga banyak yang menggunakan bahasa melayu dan bahasa minang (Sumatera Barat), juga tidak sedikit yang pandai berbahasa Jawa, karena memang mereka banyak yang berasal dari daerah luar. Orang aceh menyebut bahasa ini dengan nama Bahasa Jamee (tamu). Keberagaman Agama dan Suku di Tapaktuan sangat penuh dengan Toleransi, kayaknya akan betah banget kita tinggal di Tapaktuan. Semoga Tapaktuan bisa lebih maju dari kota-kota lainnya di Aceh.
Akomodasi di Aceh Selatan
Tapaktuan bisa dijangkau dari arah Banda Aceh, setelah bertemu dengan Meulaboh dan Blangpidie, perjalanan akan ditemani barisan Sawit dan diakhiri dengan aroma pantai lautan Hindia.. bisa juga dari arah Medan, melewati Subulussalam dengan ditemani perbukitan dan panorama laut dari ketinggian bukit yang sangat indah... keluar dan masuk Tapaktuan, kita akan diberikan kenikmatan pemandangan yang luar biasa...
Kebanyakan transportrasi dari dan ke Tapaktuan menggunakan Mitshubishi L300 yang mengangkut penumpang dari Banda Aceh, Meulaboh atau juga dari Medan. Ongkosnya beragam, mulai dari 150.000an, tidak begitu mahal untuk ukuran apa yang bakal kita temui di Aceh Selatan. Ada pula sebuah Bus Kurnia yang berangkat dari Medan dari arah selatan (Sumatera Utara), tapi jadwalnya hanya sekali semalam.
Hotel pun tidak susah kita temui di Tapaktuan, ada hotel Catherine (0656-21314), Hotel Metro (0656-322567), Hotel Dian Rana (0656-21444) dan banyak losmen lainnya. Namun untuk transportrasi lokal, ini yang agak susah, kita harus menunggu hingga jam 9-10 pagi untuk mendapatkan pelayanan angkot. Jika ingin flexible, kita bisa menyewa sepeda motor pada pemilik hotel, tentunya dengan harga nega, hee....
Penutup
Ah, indah banget merasakan Keberagaman di Aceh Selatan, Akulturasi Budaya, Alam dan Legenda yang Mempesona membuat saya merasa ingin lagi pergi kesana, tidak dalam rangka dinas, tapi liburan.. untuk menjejakkan kaki pertama kali di Tapaktuan, lumayanlah bisa mengetahui sebagian besar apa dan bagaimana Tapaktuan.
1 komentar:
keliling Aceh emang paling mantap, dari 23 kota/kabupaten pasti banyak menyimpan kekayaan wisata, kuliner, adat dan istiadat apalagi Aceh Selatan :)
Posting Komentar