Selasa, 07 September 2010

Matematika dan Al Quran (Chapter 1)

Al Quran, Mahakarya yang paling sempurna dengan segala keajaibannya turun ke Bumi ribuan tahun lalu.

Bacaan Al Quran menggema di sebuah masjid kecil Mess Bida Sekupang Batam, dilantunkan oleh 8 sampai 10 remaja dibawah bimbingan hafidz memulai bacaannya dengan Bismillah. Surat Al Fatihah selesai dibaca, sebagai pembuka tadarus malam ke 17 Ramadhan 2010. QS al-Fatihah, diucapkan minimal 17 kali dalam sehari oleh seorang muslim dalam tiap raka’at shalatnya. Ditambah pada setiap akhir doa dalam 5 waktu shalat wajibnya. Setidaknya, setiap muslim dan muslimah mendapat syafa’at 22 kali dalam sehari saat melantunkan QS al-Fatihah. 22 tahun pula Alquran lebih kurang turun ke Bumi kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Matematika awam, akan dengan mudah menyamakan 22 syafa’at minimal dari bacaan al-Fatihah, dengan 22 tahun masa turunnya Al Quran. Tapi Alquran tidak hanya sesederhana itu, Alquran punya Matematika Ilmiah, yang tidak terbantah.

Allah menciptakan Alam dengan sangat teliti, dalam QS Jin ayat 28 dijelaskan; "Tuhan menciptakan sesuatu dengan hitungan teliti”, juga pada QS Maryam ayat 93-94; “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti”. Sementara itu ilmuan Galileo dalam salah satu ungkapannya menyatakan, “Matematika adalah bahasa Tuhan ketika Dia menulis Alam Semesta”.

Ayat dan Pernyataan itu, membuat saya ingin mencari tahu lebih dalam tentang Matematika dalam Al Quran. Karena dalam QS az-Zumar ayat 9 dijelaskan; “....Adakah sama orang-orang yang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?. Sesungguhnya orang yang berakal lah yang dapat menerima pelajaran”. Galileo banyak memberikan inspirasi saya ketika membaca buku Angel and Demons karangan Dan Brown.

Dalam pandangan al-Qur'an, tidak ada peristiwa yang ter¬jadi secara kebetulan. Semua terjadi dengan "hitungan", baik dengan hukum-hukum alam yang telah dikenal manusia maupun yang belum. Prof. Palmer, seorang ahli kela¬utan di Amerika Serikat mengatakan "Ilmuwan sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertulis didalam al-Qur'an beberapa tahun yang lalu"

Kita tidak akan bisa memahami keindahan Alquran, jika tidak mengetahui ilmunya. Contohnya, pada QS an-Nahl ayat 68-69 yang menceritakan kegiatan lebah dalam membuat sarang dan mencari makan. Ayat tersebut menggunakan bentuk kata kerja perempuan (bahasa arab membedakan jenis kelamin untuk kata kerjanya), ka¬rena memang yang mencari makan dan membuat sarang adalah lebah betina. Lebah jantan diberi makan oleh lebah betina, bukan sebaliknya. Jangankan masyarakat di abad ke-7, masyarakat di abad ke-21 aja gak tau bagaimana cara mem¬bedakan lebah jantan dan lebah betina. Terlebih, memahami bahwa lebah betina lah yang mencari makan, bukan sebaliknya.

Jika Surat an-Nahl merefleksikan lebah betina dengan bentuk kata kerja perempuan. Lebah jantan digambarkan oleh al-Qur'an pada nomor suratnya, yaitu bilangan 16. Bilangan 16 ini adalah banyaknya kromosom lebah jantan, sedangkan jumlah kro¬mosom lebah betina diketahui berjumlah 32. Menarik bukan? Matematika dalam Alquran bukanlah sebuah kebetulan.

Sebagai Permulaan kajian Matematika dalam Alquran, sangat mulia jika kita memulainya dengan Basmallah. kita harus ingat, ini bukan hanya sekedar bacaan, ini adalah kalimat Allah, kalimat yang sangat abadi dan mungkin paling sering diucapkan oleh umat manusia. Mari kita bahas Basmallah dari satu sudut pandang sederhana, namun hasilnya luar biasa.. hhe

Bismillahi ar rahman ar rahim.....

Bismillah terdiri dari 4 kata dalam bahasa arab, yaitu:
1. Bismi (dengan nama),
2. Allah (Allah)
3. Ar Rahman (maha pengasih) dan
4. Ar Rahim (maha penyayang).

Dan terdiri dari 19 huruf Hijaiyah.

Kalimat Basmallah dalam Alquran disebutkan sebanyak 114 kali, sesuai dengan jumlah surat pada Alquran. Untuk diketahui, 114 = 19 x 6. (19 adalah jumlah huruf pada kalimat Basmallah)
Tiap surat dibuka dengan kalimat Basmallah, kecuali QS at-Taubah (surat ke 9), yang tidak dibuka dengan Basmallah, tapi dalam QS an-Naml (surat ke 27), Basmallah disebutkan 2 kali, yaitu pada ayat 30 yang bunyinya: “Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "....Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

QS at-Taubah adalah QS nomor 9 dan an-Naml adalah QS nomor 27, yang keduanya punya selisih 19 surat. Bila tiap angka bulat dari 9 sampai 27 dijumlahkan, maka akan menghasilkan angka 342, atau setara dengan 19 x 18. Angka 342 itu pun jika dijumlahkan akan menghasilkan angka 9 (nomor surat at Taubah).

9+10+11+12+13+14+15+16.....+26+27 = 342
342 = 19 x 18
3 + 4 + 2 = 9
9 adalah nomor QS at-Taubah.

Bismillah sebagai kalimat pembuka, hanya ada pada 113 ayat, dimana angka 113 adalah bilangan prima ke 30 (30 adalah ayat surat an-Naml yang mengandung kata Basmallah)

Menarik mempelajari matematika pada teknologi informasi, tapi kita tidak pernah menyangka matematika telah Allah terapkan pada kitab suci AlQuran, pada QS Jin ayat 28, dijelaskan ”Supaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah2 Tuhannya, sedang sebenarnya ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu”. Allah adalah sumber Matematika. Ini mematahkan teori konspirasi di Vatikan, yang menyatakan bahwa agama sangat bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan (dimana matematika adalah bahasa universal dari Ilmu Pengetahuan).

AI-Qur'an dalam bahasa Arab berarti "pembacaan". al-Quran mungkin kitab yang paling banyak dibaca di dunia. Per¬lu diketahui, sesungguhnya kata Kitab Suci tidak ada di al-Qur'an. Yang ada adalah sebutan Kitab Mulia, Kitab Agung, Kitab Pemurah, dan lainnya. Kitab Suci dikenal karena media, terpengaruh sebutan kitab suci lainnya. Kesempurnaan dalam bahasa tidak dapat ditentang oleh para pujangga. Bahasa dan makna dipadukan. Irama, keselarasan melodi, ritmenya menghasilkan sebuah efek hipnotis yang kuat

Mungkin bagi orang awam, kandungan al-Quran sulit dimengerti, karena ia tidak dimulai secara kronologis ataupun narasi-narasi sejarah seperti halnya kitab Yahudi. Ia juga tidak mendasarkan teologinya dalam cerita-cerita dramatis sebagaimana epik-epik India. Tidak pula Tuhan diungkap dalam bentuk manusia sebagai¬mana dalam Bibel. Ia berbicara langsung soal pendidikan-sebagaimana sering dikemukakan oleh para penulis modern-berbicara mengenai membaca, mengajar, memahami dan menulis (QS. Al Alaq ayat 1-5, ayat yang pertama sampai ke Rasul)

Kata pertama di dalam al-Qur’an dan Islam adalah sebuah perintah yang ditujukan kepada Nabi, ”Iqra..” yang secara linguistik menunjukkan bahwa penyusunan teks al-Qur'an berada di luar kewenangan nabi Muhammad saw. Gaya serupa ini tetap diperta¬hankan di sepanjang al-Qur'an. Ia berbicara kepada atau ten¬tang Nabi dan tidak mengizinkan Nabi berbicara atas kehen¬daknya sendiri. Al-Qur'an menggambarkan dirinya sendiri sebagai sebuah kitab yang "diturunkan" Tuhan kepada Nabi; ungkapan kata "diturunkan" atau anzalna dalam berbagai bentuk digunakan lebih dari 200 kali. Secara intrinsik, ini berarti bahwa konsep dan isi al-Qur'an benar-benar diturunkan dari langit.

Matematika menjadi inspirasi serial “Numbers”, demikian juga pada Alquran, sangat banyak Matematika yang dapat kita teliti. See you in the next Math... 

Tidak ada komentar: